MATA KULIAH : Bengkel dan Perencanaan Elektronika
NAMA DOSEN : Dr Hendra jaya, M.T
NAMA MAHASISWA: Naurah Atira
NIM :1525040028
1. Transistor Efek Medan (Field
Effect Transistor)
Transistor Efek Medan atau Field
Effect Transistor yang disingkat menjadi FET ini adalah jenis Transistor yang
menggunakan listrik untuk mengendalikan konduktifitasnya. Yang dimaksud dengan
Medan listrik disini adalah Tegangan listrik yang diberikan pada terminal Gate
(G) untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan pada terminal Drain (D) ke
terminal Source (S). Transistor Efek Medan (FET) ini sering juga disebut
sebagai Transistor Unipolar karena pengoperasiannya hanya tergantung pada salah
satu muatan pembawa saja, apakah muatan pembawa tersebut merupakan Electron
maupun Hole. Transistor efek medan terbagi atas tiga yaitu :
·
JFET
(Junction Field Effect Transistor) adalah
Transistor Efek Medanyang menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik
sebagai isolator antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua
jenis yaitu JFET Kanal P (p-channel) dan JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri
dari tiga kaki terminal yang masing-masing terminal tersebut diberi nama Gate
(G), Drain (D) dan Source (S).
Gambar 4 JFET (Junction Field Effect Transistor)
·
MOSFET
(Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medan yang menggunakan Isolator (biasanya
menggunakan Silicon Dioksida atau SiO2) diantara Gerbang (Gate) dan Kanalnya.
MOSFET ini juga terdiri dua jenis konfigurasi yaitu MOSFET Depletion dan MOSFET
Enhancement yang masing-masing jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET
Kanal-P (P-channel) dan MOSFET Kanal-N (N-channel). MOSFET terdiri dari tiga
kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
Gambar 5 MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect
Transistor)
·
UJT
(Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang digolongkan
sebagai Field Effect Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga menggunakan
medan listrik atau tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda dengan jenis FET
lainnya, UJT mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1 terminal Emitor.
UJT digunakan khusus sebagai pengendali (switch) dan tidak dapat dipergunakan
sebagai penguat seperti jenis transistor lainnya.
Gambar 6 UJT (Uni Junction Transistor)
a. Diode
Dioda adalah
komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor, yang memperbolehkan
arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat arus
dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur). Diode dapat disamakan sebagai
fungsi katup di dalam bidang elektronika. Diode sebenarnya tidak menunjukkan
karakteristik kesearahan yang sempurna, melainkan mempunyai karakteristik
hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak linier dan seringkali tergantung
pada teknologi atau material yang digunakan serta parameter penggunaan.
Beberapa jenis diode juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk
penggunaan penyearahan.
Gambar 7 dioda
jenis-jenis dioda:
1. Dioda Zener
Dioda zener adalah diode yang memiliki karakteristik menyalurkan arus
listrik mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui
batas "tegangan tembus" (breakdown voltage) atau "tegangan
Zener". Ini berlainan dari diode biasa yang hanya menyalurkan arus listrik
ke satu arah.
Gambar 8 Dioda Zener
2. light emiting diode (LED)
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen
elektronika yang dapat memancarkan
cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan
keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang
dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang
dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak
oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote
Control perangkat elektronik lainnya.
Gambar 9 LED
1.
Dioda
Bridge
Dioda bridge adalah empat buah dioda yang dirangkai membentuk sebuah
jembatan. Dioda bridge digunakan sebagai penyearah arus bolak-balik (AC) satu
gelombang penuh sehingga dihasilkan tegangan searah (DC) yang lebih baik dan
minim noise.
Gambar 10 dioda bridge
2.
Photo
Dioda
Photodiode atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Dioda Foto adalah
komponen Elektronika yang dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik. Dioda
Foto merupakan komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan
tergolong dalam keluarga Dioda. Seperti Dioda pada umumnya, Photodiode atau
Dioda Foto ini memiliki dua kaki terminal yaitu kaki terminal Katoda dan kaki
terminal Anoda, namun Dioda Foto memiliki Lensa dan Filter Optik yang terpasang
dipermukaannya sebagai pendeteksi cahaya.
Gambar 11 Photo Dioda
3. Strukur dan Simbol Komponen Aktif
a. TRANSISTOR
·
Transistor NPN
Gambar 12 struktur NPN
Gambar 13 simbol NPN
·
Transistor PNP
Gambar 14 struktur PNP
·
JFET
(Junction Field Effect Transistor)
Gambar 16 struktur JFET kanal P
Gambar 17 simbol JFET kanal P
Gambar 18 Struktur JFET kanal N
Gambar 19 simbol JFET kanal N
·
MOSFET
(Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor)
Gambar 20 struktur MOSFET kanal P
Gambar 21 simbol MOSFET kanal P
Gambar 22 struktur MOSFET kanal N
Gambar 23 simbol MOSFET kanal N
·
UJT
(Uni Junction Transistor)
Gambar 24 Struktur UJT
Gambar 25 simbol UJT
a. DIODA
·
Dioda
Zener
Gambar simbol dioda zener
·
Ligh emiting diode (LED)
Gambar Simbol LED
·
Dioda
Bridge
Gambar simbol Dioda Bridge
·
Photo
Dioda
Gambar struktur Photo Dioda
4. Karakteristik Komponen Aktif (penggunaan)
a. Transistor
Penggunaan transistor sebagai saklar artinya mengoperasikan transistor pada salah satu kondisi yaitu saturasi atau cut off. Jika sebuah transistor berada dalam keadaan saturasi maka transistor berlaku seperti saklar tertutup antara kolektor dan emiter. Jika transistor cut off transistor berlaku seperti saklar terbuka.
Kurva karakteristik kolektor merelasikan IC dan VCE dengan IB sebagai
parameter. Parameter-parameter transistor tidaklah konstan, meskipun tipe sama
namun parameter dapat berbeda. Kurva kolektor terbagi menjadi tiga daerah yaitu
jenuh, aktif dan cut- off.
Daerah jenuh (saturasi) adalah daerah dengan VCE kurang dari tegangan
lutut (knee) VK. Daerah jenuh terjadi bila sambungan emiter dan sambungan basis
berprasikap maju. Pada daerah jenuh arus kolektor tidak bergantung pada nilai
IB. Tegangan jenuh kolektor – emiter, VCE(sat) untuk transistor silikon adalah
0,2 volt sedangkan untuk transistor germanium adalah 0,1 volt.
Daerah aktif adalah antara tegangan lutut VK dan tegangan dadal (break
down) VBR serta di atas IBICO. Daerah aktif terjadi bila sambungan emiter
diberi prasikap maju dan sambungan kolektor diberi prasikap balik. Pada daerah
aktif arus kolektor sebanding dengan arus balik. Penguatan sinyal masukan
menjadi sinyal keluaran terjadi pada saat aktif.
Daerah cut-off (putus) terletak dibawah IB = ICO. Sambungan emiter dan
sambungan kolektor berprasikap balik. Pada daerah ini IE = 0 ; IC = ICO = IB.
a. Dioda
Untuk memahami karakteristik
dioda secara sederhana kita bisa menggunakan sebuah lampu indikator yang dihubungkan
dengan power supply dengan perantaraan dioda. Karakteristik dioda akan terlihat
melalui nyala lampu ketika dioda dikerjakan secara maju (forward) atau
dikerjakan secara munduk (reverse).
Pada kondisi maju (forward),
karakteristik dioda adalah menghantar atau mengalirkan arus. Ini tampak pada
kondisi lampu yang menyala yang menandakan ada arus listrik yang masuk ke
lampu. Pada kondisi sebaliknya ketika dioda dipasang secara mundur (reverse)
karakteristik dioda adalah menghambat. Kondisi ini ditandai dengan lampu yang
tidak menyala yang menandakan tidak ada arus listrik yang masuk ke lampu.
Karakteristik
dioda secara lebih detail
Karakteristik dioda yang
dijelaskan diatas hanya menunjukkan perilaku komponen dioda saat dipasang maju
(forward) dan mundur (reverse). Untuk menjelaskan karakteristik dioda secara
lebih detail dibutuhkan sebuah pengamatan dengan alat ukur seperti multimeter
dan tidak hanya sekedar dengan nyala lampu. Untuk itu kita membutuhkan sebuah
rangkaian untuk pengukuran seperti berikut ini.
Pengukuran dilakukan dengan
memberi tegangan input pada kaki anoda dioda dan mengukur tegangan output pada
kaki katoda dioda. Besarnya tegangan input bisa bervariasi mulai dari tegangan
negatif dengan level tertentu sesuai dengan datasheet dioda sampai pada
tegangan positif dengan level tertentu diatas tegangan forward dioda. Hasil
pengukuran akan menunjukkan grafik fungsi tegangan terhadap arus seperti
berikut ini.
Pada grafik terlihat bahwa pada
tegangan dibawah ambang batas tegangan mundur (reverse) sebuah dioda akan
tembus (menghantar) dan tidak bisa menahan lagi. Batas ini disebut dengan area
tegangan breakdown dioda. Karakteristik dioda pada area ini adalah tembus atau
menghantar dan tidak menghambat.
Kemudian pada level tegangan
diantara tegangan breakdown dan tegangan forward terdapat area tegangan reverse
dan tegangan cut off. Pada area ini karakteristik dioda adalah menahan atau
tidak mengalirkan arus listrik. Area tegangan reverse adalah daerah pada level
tegangan negatif (dibawah nol) dan diatas tegangan breakdown. Sedangkan area
tegangan cut off adalah area diatas nol namun dibawah batas tegangan maju,
misal untuk dioda silikon sebesar 0.7V dan untuk germanium sebesar 0.3V.
Area ketiga adalah area tegangan
dengan level diatas tegangan forward. Pada area ini karakteristik dioda adalah
menghantar. Ini seperti pada percobaan sederhana dengan lampu pada rangkaian
diatas dimana terlihat lampu menyala karena ada arus yang mengalir.
A. KOMPONEN PASIF
NAMA DOSEN : Dr Hendra jaya, M.T
NAMA MAHASISWA: Naurah Atira
NIM :1525040028
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya
panjatkan ke hadirat Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul Prinsip Kerja
Komponen Alat Elektronik ini, membahas mengenai prinsip kerja komponen aktif
dan komponen pasif.
Di mana dalam penulisan
makalah ini kita sama mengaharapkan baik pada penulis maupun kepada pembaca
agar dapat memahami dan mengerti tentang prisnip kerja, jenisnya, bahan,
struktur dan contoh penerapan dan penggunaannya. Dalam penulisan makalah ini,saya
banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,saya ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini sehingga dapat saya
selesaikan dengan baik.
Saya sadar, bahwa dalam
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu di karenakan keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
kritik dan saran, yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita. Akhir kata saya meminta maaf, apabila dalam penulisan
makalah ini terdapat banyak kesalahan yang mungkin dapat kita maklumi bersama.
BAB
I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, penggunaan
sistem elektronika telah dikenal luas dan maju dengan pesatnya. Seiring dengan
munculnya beragam inovasi yang tiada hentinya. Perlu juga kita perhatikan,
bahwa penggunaan komponen elektronika secara luas telah mencakup kesegala
bidang kehidupan manusia yang semakin canggih dan semakin simple/kecil
penggunaan komponen elektronika seperti dioda,transistor,kapasitor,serta alat
ukur osiloskop sering kita jumpai dalam peraktikum komponen komponen alat
elektronika seperti di atas akan sering kita jumpai karena merupakan komponen
utama dalam rangkaian alat elektronika.
Dalam melakukan suatu
praktikum hal yang mendasar kita harus mengetahui tentang macam- macam alat
ukur. Oleh karena itu, dalam makalah ini, akan dibahas berbagai macam
pengenalan alat ukur. Pada dasarnya,mengukur adalah membandingkan suatu besaran
dengan satuannya. Pemilihan alat ukur yang digunakan harus disesuaikan dengan
besaran yang hendak diukur. Simbol-simbol yang terdapat dalam alat ukur
memiliki arti masing-masing yang menjelaskan penggunaan alat ukur.
Dalam elektronika
terdapat dua komponen yaitu komponen aktif dan komponen pasif. Komponen aktif
merupakan komponen yang dapat bekerja apabila ada catu daya dulu. Sedangkan
komponen pasif merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa ada catu daya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
KOMPONEN
AKTIF
1.
Prinsip
Kerja Kompomem Aktif
Seperti yang kita kenal
komponen aktif adalah Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal
listrik, serta mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Dalam hal
ini saya akan membahas tentang prinsip kerja komponen aktif elektronik di mana
kita dapat melihat beberapa contoh yang juga memiliki prinsip-prinsip kerja
dari masing-masing setiap komponen seperti yang kita lihat pada Dioda dan
sebagainya.
2.
Jenis-jenis
Komponen Aktif Beserta Gambar
a.
Transistor
Transistor adalah
komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi seperti sebagai
penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya.
Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak
ditemukan dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Boleh dikatakan bahwa hampir
semua perangkat elektronik menggunakan Transistor untuk berbagai kebutuhan
dalam rangkaiannya. Perangkat-perangkat elektronik yang dimaksud tersebut
seperti Televisi, Komputer, Ponsel, Audio Amplifier, Audio Player, Video
Player, konsol Game, Power Supply dan lain-lainnya.
1.
Transistor
Bipolar (BJT)
Transistor Bipolar
adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya memerlukan perpindahan
muatan pembawanya yaitu electron di kutup negatif untuk mengisi kekurangan
electon atau hole di kutub positif.
Bipolar berasal dari kata “bi” yang artinya adalah “dua” dan kata
“polar” yang artinya adalah “kutub”. Transistor Bipolar juga sering disebut
juga dengan singkatan BJT yang kepanjangannya adalah Bipolar Junction Transistor.
Transistor bipolar terbagi lagi menjadi dua yaitu:
·
Transistor
NPN adalah transistor bipolar yang
menggunakan arus listrik kecil dan tegangan positif pada terminal Basis untuk
mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke
Emitor.
·
Transistor
PNP adalah transistor bipolar yang
menggunakan arus listrik kecil dan tegangan negatif pada terminal Basis untuk
mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Emitor ke
Kolektor.
1. Transistor Efek Medan (Field
Effect Transistor)
Transistor Efek Medan atau Field
Effect Transistor yang disingkat menjadi FET ini adalah jenis Transistor yang
menggunakan listrik untuk mengendalikan konduktifitasnya. Yang dimaksud dengan
Medan listrik disini adalah Tegangan listrik yang diberikan pada terminal Gate
(G) untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan pada terminal Drain (D) ke
terminal Source (S). Transistor Efek Medan (FET) ini sering juga disebut
sebagai Transistor Unipolar karena pengoperasiannya hanya tergantung pada salah
satu muatan pembawa saja, apakah muatan pembawa tersebut merupakan Electron
maupun Hole. Transistor efek medan terbagi atas tiga yaitu :
·
JFET
(Junction Field Effect Transistor) adalah
Transistor Efek Medanyang menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik
sebagai isolator antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua
jenis yaitu JFET Kanal P (p-channel) dan JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri
dari tiga kaki terminal yang masing-masing terminal tersebut diberi nama Gate
(G), Drain (D) dan Source (S).
Gambar 4 JFET (Junction Field Effect Transistor)
·
MOSFET
(Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medan yang menggunakan Isolator (biasanya
menggunakan Silicon Dioksida atau SiO2) diantara Gerbang (Gate) dan Kanalnya.
MOSFET ini juga terdiri dua jenis konfigurasi yaitu MOSFET Depletion dan MOSFET
Enhancement yang masing-masing jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET
Kanal-P (P-channel) dan MOSFET Kanal-N (N-channel). MOSFET terdiri dari tiga
kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
Gambar 5 MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect
Transistor)
·
UJT
(Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang digolongkan
sebagai Field Effect Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga menggunakan
medan listrik atau tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda dengan jenis FET
lainnya, UJT mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1 terminal Emitor.
UJT digunakan khusus sebagai pengendali (switch) dan tidak dapat dipergunakan
sebagai penguat seperti jenis transistor lainnya.
Gambar 6 UJT (Uni Junction Transistor)
a. Diode
Dioda adalah
komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor, yang memperbolehkan
arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat arus
dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur). Diode dapat disamakan sebagai
fungsi katup di dalam bidang elektronika. Diode sebenarnya tidak menunjukkan
karakteristik kesearahan yang sempurna, melainkan mempunyai karakteristik
hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak linier dan seringkali tergantung
pada teknologi atau material yang digunakan serta parameter penggunaan.
Beberapa jenis diode juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk
penggunaan penyearahan.
Gambar 7 dioda
jenis-jenis dioda:
1. Dioda Zener
Dioda zener adalah diode yang memiliki karakteristik menyalurkan arus
listrik mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui
batas "tegangan tembus" (breakdown voltage) atau "tegangan
Zener". Ini berlainan dari diode biasa yang hanya menyalurkan arus listrik
ke satu arah.
Gambar 8 Dioda Zener
2. light emiting diode (LED)
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen
elektronika yang dapat memancarkan
cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan
keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang
dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang
dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak
oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote
Control perangkat elektronik lainnya.
Gambar 9 LED
1.
Dioda
Bridge
Dioda bridge adalah empat buah dioda yang dirangkai membentuk sebuah
jembatan. Dioda bridge digunakan sebagai penyearah arus bolak-balik (AC) satu
gelombang penuh sehingga dihasilkan tegangan searah (DC) yang lebih baik dan
minim noise.
Gambar 10 dioda bridge
2.
Photo
Dioda
Photodiode atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Dioda Foto adalah
komponen Elektronika yang dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik. Dioda
Foto merupakan komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan
tergolong dalam keluarga Dioda. Seperti Dioda pada umumnya, Photodiode atau
Dioda Foto ini memiliki dua kaki terminal yaitu kaki terminal Katoda dan kaki
terminal Anoda, namun Dioda Foto memiliki Lensa dan Filter Optik yang terpasang
dipermukaannya sebagai pendeteksi cahaya.
Gambar 11 Photo Dioda
3. Strukur dan Simbol Komponen Aktif
a. TRANSISTOR
·
Transistor NPN
Gambar 12 struktur NPN
Gambar 13 simbol NPN
·
Transistor PNP
Gambar 14 struktur PNP
Gambar 15 simbol PNP
·
JFET
(Junction Field Effect Transistor)
Gambar 16 struktur JFET kanal P
Gambar 17 simbol JFET kanal P
Gambar 18 Struktur JFET kanal N
Gambar 19 simbol JFET kanal N
·
MOSFET
(Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor)
Gambar 20 struktur MOSFET kanal P
Gambar 21 simbol MOSFET kanal P
Gambar 22 struktur MOSFET kanal N
Gambar 23 simbol MOSFET kanal N
·
UJT
(Uni Junction Transistor)
Gambar 24 Struktur UJT
Gambar 25 simbol UJT
a. DIODA
·
Dioda
Zener
Gambar simbol dioda zener
·
Ligh emiting diode (LED)
Gambar Simbol LED
·
Dioda
Bridge
Gambar simbol Dioda Bridge
·
Photo
Dioda
Gambar struktur Photo Dioda
Gambar simbol Photo Dioda
4. Karakteristik Komponen Aktif (penggunaan)
a. Transistor
Penggunaan transistor sebagai saklar artinya mengoperasikan transistor pada salah satu kondisi yaitu saturasi atau cut off. Jika sebuah transistor berada dalam keadaan saturasi maka transistor berlaku seperti saklar tertutup antara kolektor dan emiter. Jika transistor cut off transistor berlaku seperti saklar terbuka.
Gambar di bawah menunjukkan salah satu contoh pengunaan sebuah transistor sebagai saklar beserta garis beban dc. Pengaturan on-off transistor dengan mengatur level tegangan pada basis transistor tersebut. Jika arus basis lebih besar atau sama dengan arus basis saat saturasi, titik kerja transistor berada pada ujung atas garis beban dc, dalam kondisi ini transistor berlaku sebagai saklar tertutup. Sebaliknya jika arus basis nol, titik kerja transistor berada pada titik ( P ) dalam kondisi ini transistor berlaku sebagai saklar terbuka.
Gambar Titik Kerja Transistor
Karakteristik Kolektor Transistor
Gambar Kurva Karakteristik Kolektor Transistor
Kurva karakteristik kolektor merelasikan IC dan VCE dengan IB sebagai
parameter. Parameter-parameter transistor tidaklah konstan, meskipun tipe sama
namun parameter dapat berbeda. Kurva kolektor terbagi menjadi tiga daerah yaitu
jenuh, aktif dan cut- off.
Daerah jenuh (saturasi) adalah daerah dengan VCE kurang dari tegangan
lutut (knee) VK. Daerah jenuh terjadi bila sambungan emiter dan sambungan basis
berprasikap maju. Pada daerah jenuh arus kolektor tidak bergantung pada nilai
IB. Tegangan jenuh kolektor – emiter, VCE(sat) untuk transistor silikon adalah
0,2 volt sedangkan untuk transistor germanium adalah 0,1 volt.
Daerah aktif adalah antara tegangan lutut VK dan tegangan dadal (break
down) VBR serta di atas IBICO. Daerah aktif terjadi bila sambungan emiter
diberi prasikap maju dan sambungan kolektor diberi prasikap balik. Pada daerah
aktif arus kolektor sebanding dengan arus balik. Penguatan sinyal masukan
menjadi sinyal keluaran terjadi pada saat aktif.
Daerah cut-off (putus) terletak dibawah IB = ICO. Sambungan emiter dan
sambungan kolektor berprasikap balik. Pada daerah ini IE = 0 ; IC = ICO = IB.
a. Dioda
Karakteristik
dioda adalah
perilaku sebuah komponen dioda ketika dia dialiri arus listrik baik searah (DC)
atau bolak-balik(AC). Secara dasar kita bisa memahami karakteristik dioda
secara sederhana maupun secara detail. Karakteristik
dioda yang paling dasar adalah ia akan menghantar
jika dikerjakan secara maju (forward) dan akan menghambat jika dikerjakan
secara terbalik (reverse).
Secara sederhana kita bisa mengamati karakteristik dioda ketika maju atau
mundur dengan indikator on/off biasa. Kemudian lebih detail lagi kita bisa
mengamati karakteristik dioda melalui grafik. Dengan grafik akan tampak
beberapa area yang menunjukkan karakteristik dioda pada berbagai kondisi
tegangan
Karakteristik dioda secara sederhana
Secara sederhana kita bisa mengamati karakteristik dioda ketika maju atau mundur dengan indikator on/off biasa. Kemudian lebih detail lagi kita bisa mengamati karakteristik dioda melalui grafik. Dengan grafik akan tampak beberapa area yang menunjukkan karakteristik dioda pada berbagai kondisi tegangan
Untuk memahami karakteristik
dioda secara sederhana kita bisa menggunakan sebuah lampu indikator yang dihubungkan
dengan power supply dengan perantaraan dioda. Karakteristik dioda akan terlihat
melalui nyala lampu ketika dioda dikerjakan secara maju (forward) atau
dikerjakan secara munduk (reverse).
Pada kondisi maju (forward),
karakteristik dioda adalah menghantar atau mengalirkan arus. Ini tampak pada
kondisi lampu yang menyala yang menandakan ada arus listrik yang masuk ke
lampu. Pada kondisi sebaliknya ketika dioda dipasang secara mundur (reverse)
karakteristik dioda adalah menghambat. Kondisi ini ditandai dengan lampu yang
tidak menyala yang menandakan tidak ada arus listrik yang masuk ke lampu.
Karakteristik
dioda secara lebih detail
Karakteristik dioda yang
dijelaskan diatas hanya menunjukkan perilaku komponen dioda saat dipasang maju
(forward) dan mundur (reverse). Untuk menjelaskan karakteristik dioda secara
lebih detail dibutuhkan sebuah pengamatan dengan alat ukur seperti multimeter
dan tidak hanya sekedar dengan nyala lampu. Untuk itu kita membutuhkan sebuah
rangkaian untuk pengukuran seperti berikut ini.
Pengukuran dilakukan dengan
memberi tegangan input pada kaki anoda dioda dan mengukur tegangan output pada
kaki katoda dioda. Besarnya tegangan input bisa bervariasi mulai dari tegangan
negatif dengan level tertentu sesuai dengan datasheet dioda sampai pada
tegangan positif dengan level tertentu diatas tegangan forward dioda. Hasil
pengukuran akan menunjukkan grafik fungsi tegangan terhadap arus seperti
berikut ini.
Pada grafik terlihat bahwa pada
tegangan dibawah ambang batas tegangan mundur (reverse) sebuah dioda akan
tembus (menghantar) dan tidak bisa menahan lagi. Batas ini disebut dengan area
tegangan breakdown dioda. Karakteristik dioda pada area ini adalah tembus atau
menghantar dan tidak menghambat.
Kemudian pada level tegangan
diantara tegangan breakdown dan tegangan forward terdapat area tegangan reverse
dan tegangan cut off. Pada area ini karakteristik dioda adalah menahan atau
tidak mengalirkan arus listrik. Area tegangan reverse adalah daerah pada level
tegangan negatif (dibawah nol) dan diatas tegangan breakdown. Sedangkan area
tegangan cut off adalah area diatas nol namun dibawah batas tegangan maju,
misal untuk dioda silikon sebesar 0.7V dan untuk germanium sebesar 0.3V.
Area ketiga adalah area tegangan
dengan level diatas tegangan forward. Pada area ini karakteristik dioda adalah
menghantar. Ini seperti pada percobaan sederhana dengan lampu pada rangkaian
diatas dimana terlihat lampu menyala karena ada arus yang mengalir.
A. KOMPONEN PASIF
1. Prinsip Kerja Komponen Pasif
Komponen
yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat
mengubah suatu energi ke bentuk lainnya.
2. Jenis-jenis Komponen Pasif Beserta Gambarnya
a.
Resistor
Resistor adalah Komponen dasar elektronika yang
digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian.
Resistor biasa juga disebut dengan Tahanan atau biasa di singkat dengan
huruf “R”.
Gambar 1 Resistor
Resistor terbagi atas dua yaitu:
1. Resistor Tetap
Resistor tetap (Fix Resistor) adalah resistor yang nilai hambatannya tidak dapat diatur (tetap), sedangkan resistor variabel adalah resistor yang nilai resistansinya dapat diatur. Dari kedua jenis resistor ini memiliki beberapa varian lagi yang disesuaikan dengan tujuan atau fungsi penggunaannya.
- Resistor Kawat
Resistor i ni merupakan jenis resistor pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis resistor kawat yang masih banyak dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Daya yang tersedia untuk resistor jenis kawat ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Bentuk fisik bisa dilihat pada gambar :
Gambar 2 Resistor Kawat
Komentar
Posting Komentar